Pada bagian ini, kami ingin membandingkan dua produk BASIC untuk mikrokontroler yang cukup banyak penggunanya.
Bila melihat sejarahnya, BASIC adalah bahasa interpreter. Artinya, akan diterjemahkan ke dalam machine code saat program di-eksekusi. Positif-nya, kita bisa memberikan perintah pada command line, dan langsung melihat hasilnya. Negatif-nya, lambat. Namun, sekali lagi, soal cepat atau lambat, tergantung pada kebutuhan. Bila jeda yang terjadi masih dalam batas-batas yang dapat diterima, berarti kelambatan yang terjadi dapat diabaikan.
PBASIC dikembangkan oleh Parallax, Inc. untuk mendukung produk mereka, BASIC Stamp. Program yang ditulis dengan PBASIC akan disimpan dalam bentuk token, dalam sebuah EEPROM eksternal, kemudian akan dibaca, diterjemahkan dan di-eksekusi saat program dijalankan. Interpreter BASIC ditanam dalam memori program di dalam chip mikrokontroler yang mereka jual (berbasis PIC atau Ubicom).
Dalam penggunaannya, Parallax menjual modul yang terdiri dari mikrokontroler, EEPROM serial, dan komponen pendukung lainnya. Modul ini dapat langsung dihubungkan dengan port serial atau USB komputer, dan melalui BASIC Stamp Editor, kita bisa langsung menggunakannya. Harus diakui, menggunakannya cukup mudah. Hanya saja, kemudahan dan kesederhanaan yang ditawarkan, harus dibayar dengan harga yang lumayan. Referensi dari situs Parallax Inc. menunjukkan harga USD 49 untuk satu modul BASIC Stamp 2, namun untuk versi OEM bisa diperoleh dengan harga sekitar 275 ribu.
BASCOM dikembangkan oleh MCS Electronics dan merupakan BASIC compiler. Program yang dibuat dalam bahasa BASIC akan di-kompilasi menjadi machine code, untuk kemudian dimasukkan ke dalam mikrokontroler melalui sebuah programmer. Saat ini, sesuai dengan referensi dari situs web MCS Electronics, BASCOM baru mendukung mikrokontroler keluarga MCS51 (BASCOM-8051) dan keluarga AVR (BASCOM-AVR), keduanya produk dari Atmel Corp. Kita bisa memperoleh chip kelas AT89S51/52 dengan harga sangat terjangkau (di bawah 20 ribu rupiah) dan dapat diprogram secara ISP (In-System Programming).
Bila melihat cara kerja keduanya, maka kita dapat menyimpulkan, kinerja PBASIC pastilah lebih rendah dibanding BASCOM. Apalagi dengan penggunaan EEPROM serial untuk menyimpan token.
Berikut adalah contoh program untuk membuat sebuah LED berkedip dengan PBASIC:
' {$STAMP BS2}
' {$PBASIC 2.5}
DO
HIGH 0
PAUSE 500
LOW 0
PAUSE 500
LOOP
END
Berikut adalah contoh yang sama dengan BASCOM-AVR, dengan menggunakan mikrokontroler ATmega8535 dengan frekuensi clock 8 MHz:
$regfile = "m8535.dat"
$crystal = 8000000
Config PORTD = Output
Do
PORTD.0 = 1
Delay_ms(500)
PORTD.0 = 0
Delay_ms(500)
Loop
End
Pihak MCS Electronics menyediakan BASCOM-8051 dan BASCOM-AVR versi demo, yang dapat di-download di situs mereka. Versi demo memiliki fasilitas yang sama dengan versi komersial, kecuali, program yang dibuat (machine code) dibatasi sampai 4 KB saja .
NEXT SYSTEM Robotics Learning Center menyelenggarakan sejumlah program pelatihan pemrograman mikrokontroler dan aplikasi robotik dengan Bahasa BASIC:
- Pemrograman Mikrokontroler AT89S51/52 dengan Bahasa BASIC
- Pemrograman Mikrokontroler AVR dengan Bahasa BASIC
- Pemrograman Mikrokontroler BASIC Stamp
- Pemrograman Mikrokontroler PIC dengan Bahasa BASIC
Untuk informasi lebih lanjut mengenai kelas pelatihan di atas serta konsultasi seputar mikrokontroler dan aplikasi robotik, silahkan menghubungi kami:
NEXT SYTEM
Robotics Learning Center
ITC Kosambi F2
Jl. Baranang Siang 6-8
Bandung 40112
Tel. (022) 4222062, 70775874
Email: info@nextsys.web.id