Kuliah Umum Quantum Computing, 15.09.2025

Senin, 15 September 2025, saya mendapat kesempatan berharga untuk hadir di Universitas Kristen Maranatha, Bandung, memenuhi undangan dari Program Sarjana Teknik Elektro. Acara ini berupa kuliah umum dengan topik yang sedang hangat diperbincangkan dalam dunia teknologi: Quantum Computing.

Dr. Heri Andrianto, S.T., M.T., Ka Prodi Teknik Elektro menyampaikan kenang-kenangan.

Sejak awal, atmosfer ruang kuliah terasa penuh antusiasme. Mahasiswa dan dosen yang hadir mayoritas belum pernah bersentuhan langsung dengan konsep komputasi kuantum, namun rasa ingin tahu mereka begitu nyata. Inilah yang membuat saya semakin bersemangat menyampaikan materi—karena tidak ada yang lebih menyenangkan daripada menjelaskan sesuatu yang kompleks, lalu melihat wajah-wajah yang mulai “menangkap” esensinya.

Dalam kuliah tersebut, saya mengawali dengan sebuah ice breaker sederhana, membandingkan dunia komputasi klasik dengan dunia kuantum. Dari konsep dasar bit versus qubit, mahasiswa diajak masuk ke dunia yang mungkin awalnya terasa asing: keadaan superposisi, prinsip probabilistik, hingga bagaimana sebuah qubit fisik dibangun dari teknologi nyata seperti superkonduktor atau ion terperangkap.

Penjelasan tidak berhenti pada teori. Saya juga menampilkan beberapa ilustrasi visual—misalnya representasi qubit di Bloch sphere—dan memperlihatkan cuplikan kode sederhana. Dengan cara ini, mahasiswa tidak hanya mendapatkan gambaran abstrak, tetapi juga melihat bagaimana teori kuantum dapat diimplementasikan dalam bentuk simulasi komputasi nyata.

Selain membahas dasar-dasarnya, saya juga mengajak audiens untuk membayangkan potensi aplikasi. Quantum computing tidak hanya relevan untuk bidang teknik elektro, tetapi juga menyentuh ranah lain: optimasi sistem, keamanan informasi dengan kriptografi kuantum, pemodelan material baru, hingga percepatan riset di bidang farmasi. Harapannya, wawasan ini dapat menumbuhkan kesadaran bahwa perkembangan teknologi kuantum akan memiliki implikasi lintas disiplin, termasuk bagi mahasiswa elektro yang kelak berkarya di industri.

Menutup sesi, saya menekankan bahwa quantum computing bukanlah sesuatu yang perlu ditakuti karena kerumitannya, melainkan sebuah kesempatan untuk terus belajar. Sama seperti revolusi digital yang dulu mengubah pola hidup dan pekerjaan, revolusi kuantum sedang mengetuk pintu. Dan generasi muda, termasuk para mahasiswa yang saya temui hari itu, memiliki peran penting dalam menyambutnya.

Kuliah umum ini bagi saya bukan hanya sebuah kegiatan akademik, tetapi juga pengalaman yang mengingatkan kembali betapa pentingnya membangun jembatan antara pengetahuan frontier dengan dunia pendidikan tinggi di Indonesia. Semoga benih rasa ingin tahu yang tumbuh hari itu bisa terus berkembang, menjadi motivasi untuk eksplorasi lebih jauh dalam dunia riset maupun inovasi teknologi.

Raspi Otomasi dan Modbus

Terima kasih kepada rekan-rekan dari Politeknik Manufaktur Bandung, Bapak Agus Kustiman, S.ST. dan Bapak Ade Hasan Sumarso, S.T., M.T., yang telah bergabung dalam pertapaan Raspberry Pi, Otomasi dan Aplikasi Modbus, di Padepokan NEXT SYSTEM Bandung, 29 – 30 September 2025.

Pemrograman dan Aplikasi Mikrokontroler untuk Mahasiswa

Selama 6 kali pertemuan di Padepokan NEXT SYSTEM Bandung, dua mahasiswi Teknik Elektro STEI-R Institut Teknologi Bandung, mengikuti pertapaan terkait Pemrograman dan Aplikasi Mikrokontroler dengan Arduino IDE.

Dalam rangkaian pertemuan ini, mereka tidak hanya belajar dasar-dasar pemrograman mikrokontroler, tetapi juga mengasah keterampilan praktis melalui berbagai proyek langsung. Materi dimulai dari pengenalan arsitektur mikrokontroler AVR, cara kerja input-output digital, hingga pemanfaatan modul komunikasi serial. Setiap sesi dirancang agar peserta dapat menghubungkan teori dengan praktik, sehingga pemahaman menjadi lebih mendalam.

Selain aspek teknis, perjalanan belajar ini juga memberikan pengalaman berharga dalam problem solving. Misalnya, bagaimana mencari solusi ketika sensor tidak merespons, atau bagaimana merancang algoritma yang efisien untuk mengontrol aktuator. Tantangan-tantangan tersebut menjadi bagian penting dari proses belajar yang membentuk kepercayaan diri mereka sebagai calon engineer.

Pertapaan singkat ini bukan sekadar pelatihan teknis, melainkan juga sebuah perjalanan intelektual yang membuka wawasan mengenai dunia sistem tertanam. Harapannya, pengalaman ini dapat menjadi bekal berharga dalam melanjutkan riset, proyek, maupun karier mereka di bidang teknologi dan rekayasa sistem cerdas.

Lokakarya Outcome-Based Education 14.08.2025

Dalam sebuah lokakarya terkait Outcome-Based Education, saya diundang untuk menyampaikan point of view terkait dengan isu ini, khususnya dari sisi penguatan kompetensi lulusan Program Magister Terapan Teknik Elektro Politeknik Negeri Jakarta, 14 Agustus 2025.

Visitasi Program Magister Teknik Elektro PNJ

Diskusi hangat seputar penelitian serta strategi publikasi ilmiah di Padepokan NEXT SYSTEM Bandung, 22 Juli 2025, bersama rekan-rekan dari Program Magister Terapan Teknik Elektro Politeknik Negeri Jakarta: Nana Sutarna, S.T., M.T., Ph.D. (Ka Prodi Magister Terapan Teknik Elektro), Tohazen, M.Tr.T dan Muhammad Imam Rafi, M.Tr.T.

Membedah tantangan untuk menembus jurnal bereputasi Q1, serta merumuskan target realistis berdasarkan topik-topik penelitian yang telah dan sedang berjalan. Kolaborasi, refleksi, dan strategi konkret menjadi kunci dalam langkah menuju publikasi yang berdampak.

Kuliah Umum Program Pascasarjana Politeknik Negeri Jakarta

Pada hari Senin, 16 Juni 2025, Program Pascasarjana Program Studi Magister Terapan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Jakarta, telah menyelenggarakan kuliah umum secara daring dengan topik: “Convergence of AI, IoT, and Next-Generation Networks in Integrated Energy, Control, and Communication Systems: Toward Sustainable and Resilient Industrial Ecosystems in the Era of Industry 5.0.

Kuliah umum ini membahas konvergensi tiga pilar teknologi masa depan—kecerdasan buatan (AI), Internet of Things (IoT), dan Next-Gen Networks—dalam membangun sistem energi, kendali, dan komunikasi yang terintegrasi untuk mendukung ekosistem industri yang berkelanjutan dan tangguh di era Industry 5.0.

Saya menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Bapak Nana Sutarna, Ph.D., selaku Ketua Program Studi Magister Terapan Teknik Elektro, atas undangan dan kesempatan yang diberikan. Semoga materi yang disampaikan dapat memberikan manfaat, memperluas wawasan, serta menginspirasi seluruh peserta yang hadir, sekaligus mendorong kolaborasi dan inovasi lanjutan di bidang teknik elektro dan teknologi industri masa depan.

Seminar Nasional Teknik Elektro 2025

Perhelatan Seminar Nasional Teknik Elektro 2025 (SNTE 2025) telah sukses diselenggarakan di Auditorium Gedung Perpustakaan, Kampus Politeknik Negeri Jakarta, Depok. Kegiatan ini dilaksanakan secara hybrid – kehadiran luring dan partisipasi daring.

Pada kesempatan tersebut, saya membawakan topik bertajuk “Microcontrollers in CPS: Powering Society 5.0’s Smart Future“. Dalam sesi pemaparan selama 60 menit, saya mengulas peran strategis mikrokontroler dalam membangun sistem siber-fisik (cyber-physical systems) yang menjadi fondasi bagi terwujudnya masyarakat cerdas (Society 5.0). Topik ini mencakup pemanfaatan mikrokontroler dalam integrasi sensor, aktuator, dan jaringan komunikasi, serta kontribusinya dalam otomasi, pengambilan keputusan real-time, dan transformasi digital di berbagai sektor—mulai dari industri hingga pelayanan publik.

Sesi pemaparan ditutup dengan sesi tanya jawab yang berlangsung cukup interaktif, meskipun waktu yang tersedia sangat terbatas. Antusiasme peserta dalam menggali lebih dalam topik yang dibahas menjadi indikator pentingnya diskusi tentang teknologi siber-fisik di tengah pesatnya perkembangan teknologi digital saat ini.

Saya menyampaikan terima kasih kepada panitia atas kesempatan dan kepercayaan yang diberikan untuk berkontribusi dalam forum ilmiah ini. Ucapan terima kasih secara khusus saya sampaikan kepada Ibu Dr. Murie Dwiyaniti, selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Jakarta, atas undangannya yang sangat berharga.

Semoga apa yang disampaikan dapat memberikan manfaat dan menginspirasi lebih banyak inovasi dalam dunia pendidikan dan teknologi.

Bagaimana Cara Bekerja NTP?

NTP menjaga agar jam di berbagai sistem komputer tetap sinkron meskipun ada penundaan dan variabilitas jaringan. Protokol ini bekerja dengan cara mengukur waktu pengiriman dan penerimaan paket antara klien dan server NTP, kemudian menghitung delay (penundaan jaringan) dan offset (perbedaan waktu antara jam sistem klien dan server).

Proses dimulai saat klien NTP mengirimkan permintaan waktu ke server. Permintaan ini tercatat pada waktu T1 (saat keluar dari klien) dan diterima oleh server pada T2. Server kemudian membalas dengan respons waktu yang dikirim pada T3 dan diterima kembali oleh klien pada T4. Berdasarkan keempat timestamp ini, klien menghitung dua hal penting:

  • Penundaan Jaringan (D) dihitung dengan rumus:
    D = (T4 - T1) - (T3 - T2)
    Ini merepresentasikan waktu tempuh bolak-balik dikurangi waktu pemrosesan di server.

  • Selisih Waktu (θ) atau clock offset dihitung dengan rumus:
    θ = [(T2 - T1) + (T3 - T4)] / 2
    Ini menunjukkan seberapa jauh jam klien tertinggal atau lebih cepat dibanding server.

Jika nilai clock offset cukup besar, klien NTP akan melakukan koreksi langsung dengan menyetel ulang jam sistem. Namun jika offset kecil (kurang dari 128 milidetik), maka penyesuaian dilakukan secara bertahap, dengan mempercepat atau memperlambat jam hingga sinkron.

Selain itu, kualitas jaringan juga diperiksa. Jika penundaan jaringan terlalu besar dan tidak stabil, klien dapat mengabaikan data dari server atau mengurangi pengaruhnya dalam proses sinkronisasi untuk menghindari koreksi waktu yang tidak akurat.

Dengan pendekatan ini, NTP memungkinkan sinkronisasi waktu yang akurat dan stabil di seluruh jaringan komputer, bahkan dalam kondisi jaringan yang fluktuatif.

ESP32-P4: Performa Tinggi dan Dukungan HMI

ESP32 telah menjadi sebuah game-changer di pasar mikrokontroler sejak diluncurkannya ESP32 di tahun 2016. Dikenal dengan harga murah dan konsumsi daya yang rendah, seri ESP32 yang meng-integrasikan kemampuan WiFi dan Bluetooth, menjadikannya pilihan populer untuk aplikasi IoT. Selama bertahun-tahun, Espressif telah mengeluarkan sejumlah varian, seperti ESP32-S2, ESP32-C3 dan ESP32-S3, masing-masing mengusung peningkatan dan fitur-fitur baru.

Diluncurkan pada Januari 2023, ESP32-P4 hadir dengan pendekatan yang berbeda dibandingkan pendahulunya. Tidak seperti varian sebelumnya yang dilengkapi konektivitas WiFi atau Bluetooth bawaan, ESP32-P4 tidak memiliki kemampuan nirkabel internal. Sebagai gantinya, mikrokontroler ini difokuskan untuk pemrosesan berperforma tinggi dan dukungan periferal yang canggih, menjadikannya ideal untuk aplikasi yang memerlukan antarmuka manusia-mesin (HMI) yang kaya serta komputasi di sisi edge.

Dengan mengusung arsitektur dual-core RISC-V dan dilengkapi akselerator grafis 2D, pengontrol layar, dan kemampuan kamera yang lebih baik, ESP32-P4 membuka peluang baru untuk pengembangan perangkat yang lebih interaktif dan cerdas, seperti panel kontrol industri, smart display, maupun perangkat edge AI. Meski tanpa konektivitas nirkabel, chip ini tetap dapat dihubungkan ke modul eksternal (seperti ESP32-C3 atau ESP32-S3) untuk menangani komunikasi, sehingga tetap fleksibel untuk sistem terintegrasi.

🎓 Blog ini merupakan bagian dari inisiatif edukasi yang kami lakukan di Padepokan NEXT SYSTEM Bandung. Jika Anda tertarik untuk belajar langsung cara menggunakan ESP32, membangun proyek IoT, atau memahami pemrograman mikrokontroler dari dasar hingga lanjutan, kami mengundang Anda untuk bergabung di kelas pelatihan kami.

Membaca Penekanan Button Secara Analog

Pada gambar berikut, sejumlah button dihubungkan dengan mikrokontroler melalui rangkaian sederhana, menggunakan cara pembacaan analog yang memungkinkan kita untuk menentukan button mana atau kombinasi button yang ditekan.

Dengan pendekatan ini, hanya satu pin analog yang digunakan untuk mendeteksi beberapa tombol, sehingga sangat menghemat pin input mikrokontroler. Nilai tegangan hasil pembacaan ADC kemudian dapat diklasifikasikan menggunakan rentang nilai tertentu (threshold) untuk mengidentifikasi tombol yang ditekan.

🎓 Blog ini merupakan bagian dari inisiatif edukasi yang kami lakukan di Padepokan NEXT SYSTEM Bandung. Jika Anda tertarik untuk belajar langsung cara menggunakan ESP32, membangun proyek IoT, atau memahami pemrograman mikrokontroler dari dasar hingga lanjutan, kami mengundang Anda untuk bergabung di kelas pelatihan kami.